
dr. Cahya Dessy Rahmawati, SPM
Mataram (ntbterkini.id)- Hari Penglihatan Sedunia (World Sight Day) yang jatuh pada Kamis, 9 Oktober 2025, tidak hanya sekedar momentum, namun juga sebagai penanda atas pesatnya perkembangan Rumah Sakit (RS) Mata NTB.
Dikukuhkan melalui Peraturan Gubernur (Pergub) Nomor 5 tahun 2020, perkembangan rumah sakit ini sangat signikan. Mulai dari pelayanan, hingga program-program sosialnya.
Direktur RS Mata NTB, dr. Cahya Dessy Rahmawati, SPM., mengungkapkan, pihaknya telah berkomitmen untuk terus memperkuat pelayanan, tata kelola, dan pelayanan publik yang berkelanjutan.
Hal ini dibuktikan dengan berbagai pencapaian yang diraih, salah satunya meraih sertifikat akreditasi paripurna dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pada April 2023 lalu, sebagai bagian dari indikator pemenuhan standar pelayanan dan keselamatan pasien.
“Kami terus berfokus pada peningkatan mutu layanan, baik dari sisi sumber daya manusia, fasilitas, maupun sistem manajerial,” ungkap dokter yang dikenal ramah senyum ini.
Tidak hanya itu. Rumah sakit tersebut juga sudah membuka layanan unggulan yang diantaranya layanan Vitreoretina satu-satunya di NTB. Layanan ini dikhususkan untuk para pasien penderita retina. Selain itu, pihak membuka program pelayanan pasien BPJS.
RS Mata NTB juga menyediakan sistem informasi layanan terpadu, dan penguatan koordinasi antar-unit pelayanan. Di sisi lain, rumah sakit ini mengirim perawat dan dokter spesialis mata untuk menempuh pendidikan fellowship bulan September lalu.
Targetnya, tahun depan RS Mata NTB bisa menambah satu layanan Subspesialis Glaukoma. Sedangkan dalam bidang pengembangan SDM, lanjut dr. Cahya, RS Mata NTB menjalin kerja sama dengan institusi pendidikan kesehatan untuk mendukung peningkatan tenaga kesehatan spesialis.
Operasi Katarak Gratis
Sebelumnya, jumlah penderita katarak di Provinsi NTB sekitar 4 persen dari jumlah penduduk. RS Mata NTB juga turut memberikan kontribusi terhadap penderita katarak, dengan memperluas pelayanan melalui kegiatan bakti sosial (Baksos) Operasi Katarak Gratis, termasuk pelayanan kesehatan mata secara gratis.
Pertahunnya, rumah sakit ini berhasil mengoperasi ribuan masyarakat penderita katarak. Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dikes) NTB, sebanyak 4 ribu orang penderita penyakit tersebut berhasil dioperasi.
Ia mengajak seluruh masyarakat untuk terus mendukung transformasi layanan kesehatan di NTB. Melalui kolaborasi yang sehat dan kerja bersama, dirinya optimis dapat menjadi rumah sakit rujukan regional yang andal di bidang kesehatan mata.
“Kami bekerja seperti biasa. Dengan ketenangan dan ketekunan, RS Mata NTB akan terus hadir sebagai tempat pelayanan dan pengabdian kepada masyarakat,” jelas dr. Cahya.(RED)