Lotim (ntbterkini.id)- Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) di Mataram melaksanakan kegiatan edukasi masyarakat melalui partisipasi dalam Pertemuan Rutin Gabungan Organisasi Wanita (GOW) Kabupaten Lombok Timur (Lotim), di Aula Rupatama I Kantor Bupati Lotim, Selasa (07/10/2025).
Kegiatan dibuka secara resmi oleh Ketua GOW Lotim, Sri Mahyu Wardani Edwin, S.P., dan dihadiri langsung Kepala BBPOM di Mataram, Yogi Abaso Mataram, S.Si., Apt. Kegiatan ini mengusung tema, ‘Bijak Memilih Obat dan Makanan Aman’.
Dalam sambutannya, Ketua GOW Lotim menekankan pentingnya peran perempuan dalam menjaga kesehatan keluarga melalui pemilihan obat, kosmetik, dan pangan yang aman.
“Sosialisasi ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi seluruh anggota GOW Lotim agar ke depannya, mampu menjadi pelopor edukasi keamanan obat dan makanan di lingkungannya masing-masing,” harap Sri.
Materi yang disampaikan berfokus pada peningkatan pemahaman masyarakat mengenai cara mengenali produk yang aman dengan menerapkan Cek KLIK (Kemasan, Label, Izin Edar, dan Kedaluwarsa),
Hal ini sekaligus memberikan informasi tentang risiko penggunaan obat tanpa izin edar, kosmetik berbahaya, dan pangan yang tidak memenuhi standar keamanan.
Kegiatan ini diikuti oleh 140 peserta dari 28 organisasi wanita di Lotim. Para peserta tampak antusias mengikuti paparan materi, dan aktif berdiskusi terkait berbagai isu keamanan obat dan makanan.
BBPOM di Mataram juga membagikan bahan edukatif dan leaflet informasi obat dan makanan aman, sebagai upaya memperluas jangkauan edukasi di masyarakat melalui peran organisasi wanita.
Melalui kegiatan ini, BBPOM di Mataram memperkuat sinergi dengan GOW Lotim dalam upaya meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya memilih obat dan makanan yang aman.
Kolaborasi ini diharapkan dapat memperkuat peran organisasi wanita sebagai mitra strategis pemerintah dalam mewujudkan perilaku konsumsi yang cerdas, sehat, dan aman.
Kegiatan ini menjadi wujud komitmen BBPOM di Mataram dalam melindungi masyarakat melalui edukasi, kolaborasi, dan pemberdayaan komunitas.
Diharapkan kegiatan ini dapat memperluas jangkauan informasi serta mendorong terwujudnya masyarakat yang cerdas, sehat, dan terlindungi dari produk obat dan makanan yang ilegal maupun berisiko bagi kesehatan.(FIT/TIM)