Gedung RSUD Kabupaten Lombok Utara (KLU).
KLU (ntbterkini.id)- Tragedi meninggalnya bayi dari Winda Astuti, Warga Desa Sugar Penjalin, Kecamatan Tanjung, Kabupaten Lombok Utara (KLU), yang disebut-sebut disebabkan kelalaian RSUD KLU, mendapat sorotan dari Keluarga Besar Mahasiswa Lombok Utara (KBMLU).
Ketua KBMLU, Albet Aljabiri Adnan, melayangkan kecamatan keras terhadap kelalaian rumah sakit itu. Menurutnya, tragedi meninggalnya bayi sebagai cerminan krisis kemanusiaan dan degradasi moral di sektor pelayanan kesehatan daerah.
“Kasus ini bukan sekadar tragedi, melainkan indikasi lemahnya sistem pengawasan, tanggung jawab, dan empati tenaga kesehatan terhadap pasien. Khususnya masyarakat kecil di pelosok desa,” kecamnya.
Ia menegaskan, tindakan mengabaikan pasien dengan keluhan serius dan menyuruh pulang tanpa penanganan menyeluruh, merupakan bentuk pelanggaran etik profesi medis dan tanggung jawab moral rumah sakit daerah.
Ia menilai, tragedi ini menjadi tamparan keras bagi pemerintah daerah dan pihak RSUD KLU, untuk segera melakukan evaluasi menyeluruh terhadap standar operasional pelayanan medis. Serta memastikan tidak ada lagi nyawa masyarakat yang menjadi korban, akibat kelalaian sistem kesehatan.
Ia pun mendesak agar pemkab dalam hal ini Bupati KLU, segera membentuk tim investigasi independen untuk mengusut tuntas indikasi adanya kelalaian rumah sakit. Dan hasilnya, harus diumumkan ke publik. Selain itu, ia menuntut Direktur RSUD KLU untuk bertanggungjawab secara moral serta administrasi.
Termasuk menindak tegas tenaga media yang terbukti terlibat. Pihaknya juga Mendesak pemkab melakukan reformasi sistem pelayanan RSUD KLU agar lebih humanis, profesional, dan berorientasi pada keselamatan pasien.
“Tragedi ini potret dari sistem pelayanan publik yang gagal memahami arti kemanusiaan. RSUD KLU seharusnya menjadi rumah harapan, bukan rumah duka bagi rakyat kecil. Kami tidak akan diam melihat penderitaan masyarakat yang terus diabaikan oleh sistem yang semestinya melindungi mereka,” tandasnya.(PUT)
