Tangisan Pilu Ibunda Tersangka Kasus Kematian Mahasiswa Unram: Yakin Anaknya Tak Bersalah

Mataram (ntbterkini.id) – Kasus hukum Radit (21) terus bergulir. Polisi menetapkan mahasiswa Universitas Mataram (Unram) itu sebagai tersangka atas kematian Made Vaniradya di Pantai Nipah, Lombok Utara. Publik kini menaruh perhatian besar pada respons emosional ibunda Radit, Makkiyati. Ia mengungkapkan kesedihan mendalam sekaligus keyakinan bahwa anaknya tidak bersalah.

Reaksi Emosional Ibunda Radit, Makkiyati

Makkiyati menceritakan awal kejadian dengan penuh kekhawatiran. “Awalnya saya dan kakaknya mendapat kabar dari tetangga bahwa Radit dibegal dan masuk rumah sakit. Saya langsung berangkat naik kapal pukul 06.00 pagi,” ujarnya.

Namun, di perjalanan, ia mulai curiga. Ia mengaku sempat dilarang membuka ponsel. “Saat di kapal, saya diminta tidak membuka HP. Padahal saya melihat berita itu sudah viral di media sosial,” katanya.

Pukulan batin terbesar ia rasakan ketika polisi menjemput Radit di kos usai kontrol pertama. Saat itu, polisi langsung menetapkan Radit sebagai tersangka.

“Rasanya hati saya hancur melihat anak saya mengenakan baju oranye. Saya benar-benar terpukul,” ungkap Makkiyati.

Sebagai ibu, ia dengan tegas membela anaknya. Ia menilai tuduhan tersebut tidak masuk akal. “Saya mendidik anak saya sejak kecil. Saya yakin ia tidak mungkin membunuh orang,” tegasnya.

Sosok Radit di Lingkungan dan Kampus

Makkiyati menekankan reputasi Radit di kampung halaman. Menurutnya, tetangga mengenal Radit sebagai sosok rajin dan berakhlak baik.

Keyakinan itu juga diperkuat dengan prestasi akademik. Radit berhasil meraih IPK 4,0. “Teman-temannya pun selalu mengatakan akhlaknya baik,” tambah Makkiyati.

Ia juga pernah mendengar cerita tentang teman perempuan Radit. Namun, hubungan mereka hanya sebatas pertemanan.

Dukungan Masyarakat dan Harapan Keluarga

Di akhir keterangannya, Makkiyati menyampaikan terima kasih. Keluarga menerima banyak dukungan moral, terutama dari warga kampung halamannya. “Saya terharu karena ibu-ibu di kampung mendoakan anak saya. Bahkan ada yang sampai melaksanakan shalat tahajud agar pengadilan segera membebaskan Radit,” ucapnya.

Ia juga berterima kasih kepada tim kuasa hukum yang mendampingi Radit sejak awal proses hukum. Kepada keluarga besar di Sumbawa dan Lombok, ia memohon doa.

 

“Saya yakin anak saya tidak bersalah. Saya berharap keluarga dan masyarakat mau membantu agar Radit bisa segera bebas dari jerat hukum,” tutupnya.

Terpopuler

Kilas

Must Read

©2025- All Right Reserved. Designed and Developed by ntbterkini.id